Senin, 13 Mei 2013

Motivasi

 Haii bloggy..  gmna kabarnya?? haha i'm fine :D
 Kali ini saya akan posting tentang "Motivasi" yang menjadi tugas kelompok kami dalam Matkul "Psikologi". Okey saya gak akan bertele-tele saya akan kasih tau apa itu "Motivasi"


MOTIVASI
TOKOH MOTIVASI
·         Abraham Maslow

Teori hierarki kebutuhan
Abraham Harold Maslow (1908 - 1970) adalah psikolog Amerika yang merupakan seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya tentang hirarki kebutuhan manusia. Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993).
Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Maslow percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri.
Maslow berpendapat apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu.

·      
   David McClelland
David Clarence McClelland (1917-1998) dikenal untuk karyanya pada pencapaian motivasi. David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan dipromosikan dalam perbaikan metode penilaian karyawan, serta advokasi berbasis kompetensi penilaian dan tes. Ide nya telah diadopsi secara luas di berbagai organisasi.
David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society” :
1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow)
3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)
Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.

PENDAPAT AHLI TENTANG MOTIVASI 
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).
McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

DEFENISI MOTIVASI
Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya  penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai  suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Teori Motivasi yang berupa dorongan ada 2, yaitu :

·         Pull Teory (menarik/insentiv)
Artinya sesuatu yang ada diluar individu yang membuatnya tertarik sehingga berperilaku tertentu. Ex : di rumah panas, di mall lebih dingin dan dia ingin dingin maka dia akan pergi ke mall untuk mendapatkan kenyamanannya (suasana yang dingin dan intensiv.
·         Push Teory (mendorong/drive)
Artinya apa yang ada di dalam dirimya sendiri yang mendorongnya untuk berperilaku. Yang banyak dipakai disini adalah ‘need’. Apabila dia butuh sosial yang tinggi dia akan sering bertemu dengan orang. Ingin berinteraksi dia berbuat tertentu untuk berprestasi.
Psikologi dalam meneliti sesuatu berusaha untuk empiris.  Dilihat kalau faktor dari luar dihilangkan maka motivasinaya berkurang/hilang, berarti ia bertindak karena pull. Begitupun sebaliknya. Misalnya diteori kepolisian ada pepatah “kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan”. Dalam hal ini proses yang terjadi adalah niatlalu insentif (sesuatu yang dari luar mendorong berbuat sesuatu, ada yang menyenangkan/baik atau tidak baik/buruk) dan kesempatan barulah drive.
Motivasi merupakan sesuatu yang menyebabkan nyaman/tidak dari dalam ataupun luar. Ex : Malu. Dia malu mendapatkan nilai jelek. Malunya pada pada orang lain merupakan faktor dari luar (dia malu karena orang lain).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI 
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
A.      Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
·         Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
·         Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
·         Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
·         Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
·         Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

B.      Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
·         Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
·         Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
·         Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
·         Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.


TEORI-TEORI MOTIVASI DALAM PSIKOLOGI
1.     Teori Motivasi isi 
a.      Teori Tata Tingkat-Kebutuhan
Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan terpenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Maslow selanjutnya mengajukan bahwa ada lima pokok kebutuhan, yaitu:
1.      Kebutuhan fisiologikal (faali)
2.      Kebutuhan rasa aman
3.      Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki (belonging). Setiap orang ingin menjadi anggota kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih.
4.      Harga diri (esteem needs).
Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis:
ü  mencakup faktor-faktor internal, seperti kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan kompetensi.
ü  mencakup faktor-faktor eksternal kebutuyhan yang menyangkut reputasi seperti mencakup kebutuhan untuk dikenali dan diakui (recognition), dan status
ü  Kebutuhan aktualisasi-diri. Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki.

b.      Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth needs, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok:
1.      Kebutuhan eksistensi (existence needs), merupakan kebutuhan akan substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil.
2.      Kebutuhan hubungan (relatedness needs), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita.
3.      Kebutuhan  pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh
Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan eksistensi, hubungan dan pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan kekonkretan, dengan kebutuhan eksistensi sebagai kebutuhan yang paling konkret dan kebutuhan pertumbuhan sebagai kebutuhan yang paling kurang konkret (abstrak).
c.       Teori Dua Faktor
Teori dua faktor dinamakan teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana teknik.
Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan yaitu:
1.    Tanggung jawab (responsibility)
2.    Kemajuan (advancement)
3.    Pekerjaan itu sendiri
4.    Capaian (achievement)
5.    Pengakuan (recognition)
Kelompok faktor yang lain yang menimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan,  meliputi faktor-faktor:
1.    Administrasi
2.    Penyeliaan
3.    Gaji
4.    Hubungan antarpribadi
5.    Kondisi kerja          

d.      Teori Motivasi Berprestasi (Achievement motivation)
Teori motivasi berpretasi dikembangkan oleh David McClelland. Sebenarnya lebih tepat teori ini disebut teori kebutuhan dari McClelland , karena ia tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), tapi juga tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for power), dan kebutuhan untuk berafiliasi/ berhubungan (need for affiliation). Penelitian paling banyak dilakukan terhadap kebutuhan untuk berprestasi.
Kebutuhan untuk Berprestasi (Need for Achievement)
Kebutuhan untuk berkuasa ialah adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.
Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation).
Kebutuhan yang ketiga ialah kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation=nAff. Kebutuhan ini yang paling sedikit mendapat perhatian dan paling sedikit diteliti.

2.     Teori Motivasi Proses 
a.      Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori pengukuhan berhubungan dengan teori belajar operant conditioning dari Skinner. Teori ini mempunyai dua aturan pokok: aturan pokok yang berhubungan dengan pemerolehan jawaban-jawaban yang benar, dan aturan pokok lainnya berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.

b.      Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Locke mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat/ intentions (tujuan-tujuan) dengan perilaku.
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan yang cukup sulit (baca teori McClelland, hlm 25), khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada dasar intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi organisasi.

c.       Teori Harapan (Expectancy)
Model teori harapan dari Lawler mengajukan empat asumsi:
n  Orang mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keluaran yang secara potensial dapat mereka gunakan. Dengan perkataan lain, setiap hasil-keluaran alternatif mempunyai harkat (valence =V), yang mengacu pada ketertarikannya bagi seseorang.
n  Orang mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil keluaran (outcomes=O) tertentu akan diperoleh setelah unjuk-kerja (P) mereka. Ini diungkapkan dalam rumusan harapan P-O.
n  Dalam setiap situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan dengan tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh seseorang untuk dilaksanakan ditentukan oleh harapan-harapan (E-P, dan P-O) dan pilihan - pilihan yang dipunyai orang pada saat itu.

d.      Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams bersibuk diri dnegan memberi batasan tentang apa yang dianggap adil atau wajar oleh orang dalam kebudayaan kita ini, dan dengan reaksi-reaksi mereka kalau berada dalam situasi-situasi yang dipersepsikan sebagai tidak adil/wajar.
Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar sebagai berikut:
Ø  orang berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan satu kondisi keadilan
Ø  jika dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan ketegangan yang memotivasi orang untuk menguranginya atau menghilangkannya
Ø  makin besar persepsi ketidakadilannya, makin besar motivasinya untuk bertindak mengurangi kondisi ketegangan itu
Ø  orang akan mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan (misalnya, menerima gaji terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan (misalnya, mendapat gaji terlalu besar)

JENIS-JENIS MOTIVASI
1.      Motivasi Yang Didasarkan Atas Ketakutan (Fear Motivation) 
Dalam hal ini seseorang akan melakukan sesuatu karena Takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi.
2.      Motivasi Karena Ingin Mencapai Sesuatu (Achievement Motaivation)
Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan ddalamnya. Seseorang ingin melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.

ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI
n  ACHIEVEMENT     = Kinerja
v  Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnya mencapai sasaran.
v  Tingkat needs of achievement  yang telah menjadi naluri kedua , merupakan kunci keberhasilan seseorang, yang biasanya dikaitkan dengan sikap positif, keberanian yang diperhitungkan.
v  Bisa diberikan dalam bentuk AMT = Achievement Motivation Training
n  RECOGNITION     = Penghargaan
v  Penghargaan, Pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang dan merupakan stimulus yang kuat.
v  Pengakuan tersebut akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah
n  CHALLENGE         = Tantangan
v  Adanya tantangan yang dihadapi merupakan STIMULUS kuat bagi manusia untuk mengatasinya. Sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai , biasanya tidak mampu menjadi stimulus , bahkan menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya.
n  RESPONSIBILITY   = Tanggung jawab
v  Sense of belonging = rasa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi turut bertanggung jawab.
v  TQC = Total Quality Controll atau PMT = Pengendalian Mutu Terpadu yang berawal dari Japanese Management Style akan berhasil memberikan tekanan.
n  DEVELOPMENT   = Pengembangan
v  Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat untuk bekerja lebih giat.
v  Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja atau produktivitas .
n  INVOLVEMENT    = Keterlibatan
v  Rasa ikut terlibat = INVOLVEMENT  dalam suatu proses pengambilan keputusan.
v  Atau dengan bentuk kotak saran, yang dijadikan masukan merupakan STIMULUS yang cukup kuat
v  Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab , rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab, melalui peran serta berprestasi .
n  OPPORTUNITY     = Kesempatan
v  Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat manajemen puncak, merupakan stimulus yang cukup kuat .
v  Bekerja  tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib akan menjadi stimulus berprestasi atau bekerja  produktif.

16 KEINGINAN DASAR YANG MEMOTIVASI KITA 
n  Acceptance, the need for approval
n  Curiosity, the need to learn
n  Eating, the need for food
n  Family, the need to raise children
n  Honor, the need to be loyal to the traditional values of one's clan/ethnic group
n  Independence, the need for individuality
n  Idealism, the need for social justice
n  Order, the need for organized, stable, predictable
n  Environments
n  Power, the need for influence of will
n  Romance, the need for sex and for beauty
n  Saving, the need to collect
n  Social contact, the need for friends (peer relationships)
n  Social status, the need for social standing/importance
n  Tranquility, the need to be safe
n  Vengeance, the need to strike back and to compete
n  Physical activity, the need for exercise




0 komentar:

Posting Komentar