Rabu, 26 Februari 2014

Perusahaan Indonesia Abaikan Sistem Keamanan IT

Riset lembaga International Data Corporation (IDC) bertajuk "Future Workspace" menyebutkan perusahaan di Indonesia masih mengabaikan sistem keamanan teknologi informasinya. Bahkan perusahaan di Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesadaran paling rendah di wilayah Asia Pasifik.

"Setiap perusahaan hanya menganggarkan kurang dari 10 persen untuk sistem keamanan, dari total anggaran teknologi informasi," kata Associate Director and Head of Operations IDC Indonesia, Sudev Bangah, di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2014.

Dia menyebutkan kebanyakan perusahaan masih sebatas menggunakan peranti lunak antivirus untuk melindungi datanya. Menurut Sudev, idealnya suatu perusahaan menganggarkan setidaknya 30 persen dari total anggaran teknologi informasi untuk memperketat sistem keamanannya.

Apalagi, saat ini karyawan di suatu perusahaan kebanyakan mengakses pekerjaan melalui perangkat bergerak pribadi. Hal tersebut berpotensi meningkatkan ancaman terhadap keamanan data perusahaan, di antaranya melalui virus dan malware.

Sudev mengatakan tingkat kesadaran sistem keamanan teknologi informasi perusahaan di Indonesia diprediksi tidak banyak mengalami perubahan di tahun depan. Sedangkan pada 2016, terdapat sedikit peningkatan menjadi sekitar 10 persen dari total anggaran teknologi informasi.

Faktor yang menyebabkan minimnya tingkat kesadaran tersebut karena perusahaan dinilai lebih berfokus membeli peranti lunak yang dianggap menguntungkan bagi perusahaan. "Perusahaan juga cenderung menganggarkan dana besar untuk belanja perangkat keras," katanya.

Meski demikian, menurut Sudev, tingkat kesadaran juga bergantung dari kebijakan perusahaan. Riset IDC ini dilakukan terhadap 384 perusahaan berskala besar di Tanah Air sepanjang 2013.


~itu makanya sistem Indonesia gampang dibobol negara lain. :D

0 komentar:

Posting Komentar